Bahasa, Konten

Kumpulan Peribahasa Indonesia dan Artinya

Kumpulan Peribahasa Indonesia – A

A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z

Kumpulan peribahasa Indonesia

“Ada Angin, Ada Pohonnya (Hujan Berpohon).” Artinya segala hal ada asal mulanya (sebab-sebabnya).

“Ada Bangkai Ada Hering.” Artinya jika ada perempuan lacur, banyak laki-laki yang datang.

“Ada Beras, Taruh Dalam Padi.” Artinya rahasia hendaklah disimpan baik-baik.

“Ada Biduk Serempu Pula.” Artinya tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada, selalu menginginkan yang lain.

“Ada Gula Ada Semut.” Artinya di mana banyak kesenangan di situlah banyak orang datang.

“Ada Hujan Ada Panas, Ada Hari Boleh Balas.” Artinya selalu ada kesempatan untuk membalas dendam.

“Ada Nyawa (Umur) Ada Rezeki.” Artinya selama masih hidup kita tentu masih sanggup berusaha.

“Ada Padi Segala Menjadi.” Artinya orang kaya dapat mencapai apa yang diinginkannya.

“Ada Rotan Ada Duri.” Artinya dalam kesenangan tentu ada kesusahannya.

“Ada Rupa Ada Harga.” Artinya harga barang ditentukan oleh keadaan barang.

“Ada Sampan Hendak Berenang.” Artinya sengaja berpayah-payah padahal sebenarnya tidak perlu berbuat begitu.

“Ada Uang Ada Barang.” Artinya jika sanggup membayar banyak akan mendapat barang yang lebih baik.

“Ada Ubi Ada Talas, Ada Budi Ada Balas.” Artinya kejahatan dibalas dengan kejahatan, kebaikan dibalas dengan kebaikan; barang siapa yang berbuat sesuatu tentu akan mendapat balasan yang setimpal.

“Ada Udang (Berudang) di Balik Batu.” Artinya ada suatu maksud yang tersembunyi.

“Adakah Buaya Menolak Bangkai.” Artinya orang jahat akan berbuat jahat kalau ada kesempatan.

“Adapun Manikam Itu Jika Dijatuhkan ke Dalam Limbahan Sekalipun, Niscaya Tidak Hilang Cahayanya.” Artinya orang yang asalnya baik jika ia miskin ataupun menjadi suruh-suruhan orang, tabiatnya, kelakuannya, dan budi bahasanya tetap baik.

“Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah.” Artinya pekerjaan (perbuatan) hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama (jangan bertentangan satu dengan yang lain).

“Adat Dagang Tahan Tawar.” Artinya sudah biasa bahwa barang dagangan boleh ditawar.

“Adat Diisi Janji Dilabuh.” Artinya adat harus dijalankan, persetujuan harus ditepati.

“Adat Diisi Lembaga Dituang.” Artinya hendaklah segala sesuatu dilakukan menurut kebiasaan.

“Adat Hidup Tolong-Menolong, Adat Mati Jenguk Menjenguk.” Artinya dalam kehidupan sehari-hari harus saling menolong, dalam agama saling membantu.

“Adat Pasang Berturun Naik.” Artinya keadaan yang selalu berubah-ubah, terutama tentang kekayaan atau kedudukan seseorang.

“Adat Periuk Berkerak, Adat Lesung Berdedak.” Artinya jika seseorang ingin beroleh keuntungan dalam satu pekerjaan, hendaklah ia dapat menanggung kesusahan.

“Adat Sepanjang Jalan, Cupak Sepanjang Betung.” Artinya segala sesuatu ada tata caranya.

“Adat Teluk Timbunan Kapal, Adat Gunung Tepatan Kabut.” Artinya biasanya orang yang berpengaruh (berkuasa dan sebagainya) menjadi tempat orang meminta pertolongan (untuk menyelesaikan perkara dan sebagainya).

“Agih-Agih Kungkang.” Artinya terlampau murah hati sehingga menderita kesusahan.

“Air Beriak Tanda Tak Dalam.” Artinya orang yang banyak cakap (sombong dan sebagainya), biasanya kurang ilmunya.

“Air Besar Batu Bersibak.” Artinya persaudaraan (keluarga) menjadi cerai-berai apabila terjadi perselisihan.

“Air Cucuran Atap Jatuh ke Pelimbahan Juga.” Artinya biasanya sifat anak menurut teladan orang tuanya.

“Air di Daun Keladi (Daun Keladi Dimandikan).” Artinya sukar diajar atau dinasihati.

“Air Diminum Rasa Duri, Nasi Dimakan Rasa Sekam.” Artinya tidak enak makan dan minum (karena terlalu sedih dan sebagainya).

“Air Jernih Ikannya Jinak.” Artinya negeri yang serba teratur dengan penduduknya yang serba baik, baik pula budi bahasanya.

“Air Lalu Kubang Tohor.” Artinya uang yang diterimanya lekas habis untuk membayar utang dan sebagainya.

“Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba.” Artinya kebaikan dibalas dengan kejahatan.

“Air Tenang Menghanyutkan.” Artinya orang yang pendiam, tetapi banyak pengetahuannya.

“Akal Akar Berpulas Tak Patah.” Artinya orang yang sudah pandai tidak mudah kalah dalam perbantahan.

“Akal Tak Sekali Tiba, Runding Tak Sekali Datang.” Artinya tidak ada suatu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna.

“Akan Dijadikan Tabuh, Singkat; Akan Dijadikan Genderang Berlebih.” Artinya serba tanggung.

“Akidah Disangka Batu.” Artinya merasa terhina karena salah sangka.

“Alah (Kalah) Membeli, Menang Memakai.” Artinya biarpun harganya mahal, tetapi dapat dipakai lama karena mutunya baik.

“Alah Bisa Karena (Oleh) Biasa.” Artinya (1) segala kesukaran dan sebagainya tidak akan terasa lagi sesudah biasa; (2) teori dikalahkan praktik.

“Alah Bisa Tegal Biasa.” Artinya sesuatu menjadi biasa, dan tidak terasa sukar lagi; pengalaman praktik lebih baik daripada teori.

“Alah di Rumpun Betung.” Artinya kekalahan yang tidak memuaskan pihak yang kalah.

“Alah Limau Oleh Benalu.” Artinya orang yang lama terdesak oleh orang yang baru.

“Alah Main, Menang Sarak.” Artinya biarpun kalah main asal kehormatan diri terpelihara.

“Alah Membeli Menang Memakai.” Artinya barang yang baik memang mahal harganya, tetapi dapat lama dipakai.

“Alah Menang Tak Tahu, Bersorak Boleh.” Artinya perihal seseorang yang tidak ikut campur dalam dua pihak yang sedang berbantah, tetapi hanya ikut mengejek pihak yang telah tentu kalah.

“Alah Sabung Menang Sorak.” Artinya biarpun kalah, masih tinggi juga cakapnya.

“Alang Berjawab, Tepuk Berbalas.” Artinya kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan.

“Alur Bertempuh, Jalan Berturut.” Artinya dilakukan menurut adat (kebiasaan) yang lazim.

“Ampang Sampai ke Seberang, Dinding Sampai ke Langit.” Artinya sudah tidak dapat didamaikan lagi (tentang perselisihan); tidak mau berbalik; tidak dapat ditawar lagi (tentang aturan).

“Amra Disangka Kedondong” Artinya sesuatu yang baik disangka buruk.

“Anak Ayam Kehilangan Induk.” Artinya ribut dan bercerai-berai karena kehilangan tumpuan.

“Anak Badak Dihambat-Hambat.” Artinya dengan sengaja mencari bahaya.

“Anak Baik Menantu Molek.” Artinya mendapat keuntungan yang berlipat ganda.

“Anak Dipangku Dilepaskan, Beruk di Rimba Disusukan.” Artinya selalu membereskan (memikirkan) urusan orang lain, sedangkan urusan sendiri diabaikan.

“Anak Sendiri Disayangi, Anak Tiri Dibengkengi.” Artinya bagaimanapun adilnya seseorang, kepentingan sendiri juga yang diutamakan.

“Angan Lalu Paham Bertumbuk.” Artinya menurut pikiran (dugaan dan sebagainya) mungkin untuk dikerjakan, tetapi sukar pelaksanaannya (misal: kekurangan alat atau syarat).

“Angan-Angan Menerawang Langit.” Artinya mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi-tinggi.

“Angan-Angan Mengikat Tubuh.” Artinya bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan.

“Angguk Bukan, Geleng Ia.” Artinya lain di mulut lain di hati.

“Anggung-Anggip Bagai Rumput Tengah Jalan.” Artinya hidup yang serba susah (sakit, miskin, dan sebagainya).

“Angin Berputar, Ombak Bersabung.” Artinya sangat sulit (tentang perkara).

“Angin Tak Dapat Ditangkap, Asap Tak Dapat Digenggam.” Artinya rahasia tidak selamanya dapat disembunyikan, akhirnya akan terbuka juga.

“Angkuh Terbawa, Tampan Tinggal.” Artinya baik rupanya, tetapi tidak baik sikapnya (olok-olok kepada orang yang pesolek).

“Anjing Ditepuk Menjungkit Ekor.” Artinya orang hina (bodoh, miskin, dan sebagainya) kalau mendapat kebesaran menjadi sombong.

“Anjing Menyalak di Ekor (Pantat) Gajah.” Artinya orang hina (lemah, kecil) hendak melawan orang berkuasa.

“Antah Berkumpul Sama Antah, Beras Sama Beras.” Artinya setiap orang selalu mencari orang yang setingkat atau sederajat.

“Antan Patah, Lesung Hilang.” Artinya tertimpa berbagai musibah (kecelakaan; kesusahan).

“Apa Gunanya Kemenyan Sebesar Tungku Kalau Tidak Dibakar.” Artinya tidak ada gunanya ilmu pengetahuan yang disimpan saja kalau tidak diajarkan kepada orang lain atau tidak dipraktikkan (tidak dimanfaatkan).

“Apa yang Kurang Pada Belida, Sisik Ada, Tulang pun Ada.” Artinya orang yang berkecukupan, tidak ada yang kurang padanya.

“Api Padam Puntung Berasap.” Artinya perkara yang sudah putus, tetapi timbul lagi.

“Api Padam Puntung Hanyut.” Artinya sudah habis (tamat) benar-benar.

“Arang Habis Besi Binasa.” Artinya pekerjaan yang telah banyak menghabiskan tenaga dan biaya, tetapi hasilnya tidak ada.

“Arang Itu Jikalau Dibasuh Dengan Air Mawar Sekalipun, Tiada Akan Putih.” Artinya tabiat orang yang dasarnya sudah buruk, tidak akan dapat diperbaiki lagi.

“Arik Muka Dua Belas.” Artinya perihal orang yang sangat kecewa dan kelihatan selalu kesal.

“Asal Ada, Kecil Pun Pada.” Artinya kalau tidak mendapat banyak, sedikit pun cukup.

“Asal Ada Sama di Hati, Gajah Terantai Boleh Dilepaskan.” Artinya kalau sudah ada persetujuan, apa pun halangannya dapat diatasi.

“Asal Ayam Pulang ke Lumbung, Asal Itik Pulang ke Pelimbahan.” Artinya tabiat orang tidak akan berubah.

“Asal Berinsang, Ikanlah.” Artinya tidak pilih-pilih (pekerjaan, makanan, perempuan, dan sebagainya).

“Asal Menugal Adalah Benih.” Artinya setiap perbuatan tentu akan ada hasilnya (ada yang memperhatikan).

“Asam di Darat Ikan di Laut, Bertemu dalam Belanga Juga.” Artinya laki-laki dan perempuan kalau jodoh bertemu juga akhirnya.

“Asing Lubuk, Asing Ikannya.” Artinya lain daerah, lain adatnya.

“Asing Maksud, Asing Sampai.” Artinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

“Atap Rumbia (Ijuk) Perabung Upih.” Artinya barang yang baik bercampur dengan barang yang buruk.

“Aur Ditanam, Betung Tumbuh.” Artinya mendapat untung (laba) banyak.

“Aur Ditarik Sungsang.” Artinya banyak sangkut-pautnya sehingga susah dilaksanakan.

“Aut Ditimba Akan Kering.” Artinya betapa pun banyaknya harta, jika selalu dibelanjakan, akhirnya akan habis juga.

“Awak Tikus Hendak Menampar Kepala Kucing.” Artinya menghendaki sesuatu yang tidak mungkin diperoleh atau terjadi.

“Awak yang Payah Membelah Ruyung, Orang Lain yang Beroleh Sagunya.” Artinya kita yang berusaha dan bersusah payah, tetapi orang lain yang mendapat faedahnya.

“Ayam Bertelur di Padi.” Artinya hidup senang dan mewah.

“Ayam Ditambat Disambar Elang.” Artinya malang sekali; bernasib buruk.

“Ayam Hitam Terbang Malam.” Artinya sukar ketahuan (tentang perkara dan sebagainya).

“Ayam Pada Itik, Raja Pada Tempatnya.” Artinya setiap orang berkuasa di tempatnya atau di lingkungannya.

“Ayam Laga Sekandang.” Artinya berkelahi atau bertengkar dengan keluarga sendiri atau teman seperguruan.

“Ayam Putih Terbang Siang.” Artinya mudah ketahuan (tentang perkara dan sebagainya).

***

Kumpulan Peribahasa Indonesia (klik pada huruf untuk memilih huruf awal peribahasa)

A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z