Bahasa, Konten

Kumpulan Peribahasa Indonesia dan Artinya

Kumpulan Peribahasa Indonesia – T

A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z

Kumpulan peribahasa Indonesia

“Tabuhan Meminang Anak Labah-Labah.” Artinya tidak seimbang (tentang perjodohan).

“Tahan Jerat Sorong Kepala.” Artinya hendak mencelakakan orang lain akhirnya dia sendiri yang mendapat celaka.

“Tahu Asam Garamnya.” Artinya tahu seluk-beluknya (baik-buruknya).

“Tahu di Angin Berkisar.” Artinya tahu akan perubahan hati (maksud, keinginan) seseorang.

“Tahu di Angin Turun Naik.” Artinya tahu akan gelagat sesuatu yang akan terjadi.

“Tahu di Asin Garam.” Artinya banyak pengalaman.

“Tahu di Dalam Lubuk.” Artinya tahu benar akan seluk beluk suatu perkara.

“Tahu Makan, Tahu Simpan.” Artinya dapat menyimpan rahasia baik-baik.

“Tak Ada Beras yang Akan Ditanak.” Artinya tidak ada kelebihan yang pantas dikemukakan.

“Tak Ada Gading yang Tak Retak.” Artinya tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.

“Tak Ada Guruh Bagi Orang Pekak, Tak Ada Kilat Bagi Orang Buta.” Artinya bagi orang yang sangat bodoh pidato yang bagus dan dalam isinya tidak ada faedahnya.

“Tak Ada Kusut yang Tak Selesai, Tak Ada Keruh yang Tak Jernih.” Artinya tidak ada perselisihan yang tidak dapat didamaikan.

“Tak Ada Laut yang Tak Berombak.” Artinya setiap pekerjaan (usaha) selalu ada risiko dan kesukarannya.

“Tak Ada Padi yang Bernas Setangkai.” Artinya tidak ada satu pun yang sempurna.

“Tak Ada Pendekar yang Tak Bulus, Tak Ada Juara yang Tak Kalah.” Artinya tidak ada orang yang tidak pernah membuat kesalahan.

“Tak Air Talang Dipancung, Tak Emas Bungkal Diasah.” Artinya tidak segan melakukan apa saja untuk mencapai maksudnya.

“Tak Akan (Takkan) Lari Gunung Dikejar.” Artinya jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan (mencapai) sesuatu yang telah pasti.

“Tak Akan Terlawan Buaya Menyelam Air.” Artinya orang pandai (kaya, berkuasa) tidak mungkin dapat dilawan.

“Tak Beban Batu Digalas (Tiada Beban Mencari Beban ).” Artinya sudah senang mencari kesusahan (kesukaran).

“Tak Beras Antah Dikisik.” Artinya melakukan segala sesuatu asal maksud tercapai.

“Tak Berpucuk di Atas Enau.” Artinya sangat angkuh (selalu memandang rendah kepada orang lain).

“Tak Boleh Bertemu Roma.” Artinya selalu berselisih (bertengkar dan sebagainya).

“Tak Emas Bungkal Diasah.” Artinya tidak peduli apa pun diperbuat, asal tercapai maksudnya.

“Tak Jauh Rebung dari Rumpunnya.” Artinya tabiat anak tidak akan berbeda jauh dengan orang tuanya.

“Tak Kan Lari Gunung Dikejar, Hilang Kabut Tampaklah Dia.” Artinya sesuatu yang sudah pasti (diperoleh) sehingga tidak perlu tergopoh-gopoh (diburu-buru) benar dalam mengerjakannya.

“Tak Lalu Dandang di Air, di Gurun Ditanjakkan.” Artinya dengan berbagai-bagai ikhtiar untuk menyampaikan maksudnya.

“Tak Lapuk di Hujan, Tak Lekang di Panas.” Artinya tetap selamanya; tidak mengalami perubahan.

“Tak Putus Dirundung Malang.” Artinya tiada putusnya, tiada henti-hentinya men- dapat celaka.

“Tak Sungguh Seluang Melaut, Akhirnya Balik ke Tepi Juga.” Artinya tidak betah tinggal di perantauan; orang yang meninggalkan kaumnya (keluarganya), tetapi akhirnya kembali juga.

“Tak Tanduk Telinga Dipulas.” Artinya tindakan apa pun dilakukan asal dapat merugikan lawan (membalas dendam).

“Tak Tentu Hilir Mudiknya.” Artinya tidak tentu ujung pangkalnya, tidak tentu asal muasalnya.

“Tak Tentu Hilirnya.” Artinya tidak tentu maksud dan tujuannya.

“Tak Tentu Kepala Ekornya.” Artinya tak tentu ujung pangkalnya.

“Tak Terkayuhkan Lagi Biduk Hilir.” Artinya sudah lemah sekali (tak kuasa lagi melanjutkan usaha).

“Takut Akan Lumpur, Lari ke Duri.” Artinya menghindarkan diri dari kesusahan yang kecil, jatuh ke dalam kesusahan yang lebih besar.

“Takut di Hantu, Terpeluk ke Bangkai.” Artinya mendapat kesusahan (kecelakaan) karena takut akan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti.

“Takut Titik Lalu Tumpah.” Artinya karena segan merugi sedikit, jadi menderita kerugian besar.

“Takutkan Tuma, Kain di Badan Dibuang.” Artinya sayang akan sesuatu yang berharga, tetapi dapat kerugian besar.

“Talam Dua Muka.” Artinya bermuka dua; mendua hati.

“Tali Busur Tidak Selamanya Dapat Diregang.” Artinya orang tidak selamanya bekerja terus-menerus, tetapi mesti ada istirahatnya.

“Tali Jangan Putus, Kaitan Jangan Sekah.” Artinya perkara harus diputus seadil-adilnya agar kedua belah pihak yang beperkara sama-sama senang.

“Tali Putus Keluan Putus.” Artinya anak muda (gadis) yang telah bebas berbuat sekehendak hatinya setelah orang yang menjaganya (orang tuanya) meninggal.

“Tali Tiga Lembar Tak Suang Putus.” Artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

“Tampak Gabak di Hulu (Gabak di Hulu Tanda Akan Hujan).” Artinya ada tanda- tanda akan terjadi sesuatu.

“Tampak Tembelangnya.” Artinya kelihatan kebusukannya (kekurangannya, kejahatan, dan sebagainya).

“Tampuk Bertangkai.” Artinya ada bukti (keterangan, alasan, jaminan) yang kuat.

“Tampuknya Masih Bergetah.” Artinya masih cukup penghidupannya.

“Tanah Lembah Kandungan Air, Kayu Bengkok Titian Kera.” Artinya kejahatan tidak terjadi kalau tidak disebabkan oleh keadaan lain.

“Tanam Lalang Tak Akan Tumbuh Padi.” Artinya melakukan kejahatan, kejahatan juga balasnya.

“Tandang Membawa Lapik.” Artinya tamu yang berkunjung membawa bekal atau makanan sendiri ke tempat ia datang atau menumpang.

“Tanduk di Berkas.” Artinya sesuatu yang tidak dapat dikerjakan.

“Tanduk di Kepala Tak Dapat Digelengkan.” Artinya tidak dapat mengelakkan diri dari kewajiban yang harus dikerjakan.

“Tangan Kanan Jangan Percaya Akan Tangan Kiri.” Artinya jangan selamanya percaya begitu saja kepada sahabat karena kerap kali sahabat juga yang mencelakakan kita.

“Tangan Mencencang Bahu Memikul.” Artinya siapa bersalah harus berani menerima hukuman; siapa yang berbuat harus berani bertanggung jawab.

“Tangan Menetak (Mencencang) Bahu Memikul.” Artinya harus berani menanggung kesalahan yang telah diperbuat.

“Tangguk Lerek Dengan Bingkainya.” Artinya suami istri yang hidup rukun sampai tua.

“Tangguk Rapat, Keruntung Bubus.” Artinya suami pandai mencari uang, tetapi istrinya terlampau pemboros.

“Taruh Beras Dalam Padi.” Artinya menyimpan rahasia baik-baik.

“Tebu Masuk di Mulut Gajah.” Artinya binasa sama sekali (sudah tidak tertolong lagi).

“Tebu Setuntung Masuk Geraham Gajah.” Artinya pemberian sedikit kepada orang kaya tidak ada harganya.

“Tegak Pada yang Datang.” Artinya tetap pendiriannya; tetap memegang keadilan (kebenaran).

“Tegak Sama Tinggi, Duduk Sama Rendah.” Artinya sama tingkatnya (derajat kedudukannya).

“Teguh Paling, Duduk Berkisar.” Artinya berlainan dengan apa yang telah dikatakan atau dijanjikan.

“Telaga di Bawah Gunung.” Artinya perempuan yang mendatangkan untung kepada suaminya.

“Telaga Mencari Timba.” Artinya perempuan mencari laki-laki.

“Telah Bau Bagai Embacang.” Artinya telah mulai jelas (tentang suatu perkara).

“Telah Berasap Hidungnya.” Artinya telah memperoleh keuntungan setelah lama menderita kekurangan.

“Telah Busuk Maka Dipeda.” Artinya berbuat sesuatu yang telah terlambat.

“Telah Dapat Gading Bertuah, Tanduk Kerbau Mati Terbuang.” Artinya karena mendapat yang lebih baik, yang lama atau yang kurang baik dibuang.

“Telah Dijual, Maka Dibeli.” Artinya pikirkan masak-masak sebelum mengerjakan sesuatu.

“Telah Jadi Indarus.” Artinya telah kalah; kalah main (judi dan sebagainya).

“Telah Karam Maka Tertimpa.” Artinya baru ingat atau menyesal sesudah menderita kemalangan.

“Telah Mati yang Bergading.” Artinya telah meninggal orang yang berkuasa (disegani).

“Telah Mengguncang Girik.” Artinya sudah tua sekali.

“Telah Meraba-Raba Tepi Kain.” Artinya sudah sakit payah; sudah hampir meninggal.

“Telinga Rabit Dipasang Subang.” Artinya memuliakan orang yang tidak patut dimuliakan.

“Teluknya Dalam, Rantaunya Sakti.” Artinya tidak mudah dikalahkan.

“Telunjuk Lurus Kelingking Berkait.” Artinya pada lahirnya kelihatan baik, tetapi dalam hati tampak busuk.

“Telunjuk Mencocok Merosok, Menikam Mata Jari.” Artinya merusakkan (mengambil, mencari, dan sebagainya) barang yang sebenarnya harus dijaga.

“Telur di Ujung Tanduk.” Artinya dalam keadaan yang sangat sulit (berbahaya).

“Telur Sesangkak, Pecah Satu Pecah Semua.” Artinya bersatu hati dalam segala hal.

“Tempat Makan Jangan Dibenahi.” Artinya kita jangan berbuat tidak senonoh di tempat kita menumpang; jangan berbuat jahat kepada orang yang berlaku baik kepada kita.

“Tempayan Tertiarap Dalam Air.” Artinya orang yang tidak mau mendengarkan nasihat (pengajaran).

“Tentang Mata Dengan Mata (Antara Empat Mata ).” Artinya berhadap-hadapan dua orang saja.

“Teperlus Maka Hendak Menutup Lubang.” Artinya sesudah mendapat celaka, baru ingat akan ikhtiar.

“Tepuk Berbalas, Alang Berjawab.” Artinya perbuatan jahat dibalas dengan kejahatan, kebaikan dibalas dengan kebaikan.

“Tepuk Perut Tanya Selera.” Artinya bila hendak melakukan hal yang baru, sebaiknya bertanya dahulu kepada orang yang sudah berpengalaman.

“Tepung Kena Ragi.” Artinya sudah terjadi (berjalan baik-baik).

“Terajar Pada Banting Pincang.” Artinya tidak ada gunanya mengajar orang yang keras kepala.

“Teralang-Alang Bagaikan Sampah Dalam Mata.” Artinya hinaan dan sebagainya yang selalu teringat dan terasa di dalam hati.

“Terang Kabut, Teduh Hujan.” Artinya telah senang (aman dan sebagainya) kembali sehabis menderita kesusahan dan sebagainya.

“Terapung Sama Hanyut, Terendam Sama Basah.” Artinya sehidup semati; senasib sepenanggungan.

“Terapung Tak Hanyut, Terendam Tak Basah.” Artinya belum ada keputusan atau ketentuan.

“Teras Terunjam, Gubal Melayang.” Artinya penduduk asli akan tetap tinggal di negerinya apabila orang asing pergi.

“Terban Bumi Tempat Berpijak.” Artinya hilang tempat menggantungkan harapan.

“Terbang Bertumpu Hinggap Mencekam.” Artinya jika merantau hendaklah menghubungi (mencari) kaum kerabat tempat menumpangkan dirinya.

“Tercacak Seperti Lembing Tergadai.” Artinya tertegak dan terdiam tercengang-cengang.

“Tercincang Puar Bergerak Andilau.” Artinya jika seseorang anggota keluarga dihina, tentu keluarga atau kaumnya akan turut tersinggung juga.

“Terconteng Arang di Muka.” Artinya mendapat malu.

“Tercubit Paha Kiri, Paha Kanan Pun Berasa Sakit.” Artinya jika salah seorang anggota keluarga menderita sesuatu, anggota yang lain pun turut merasakan.

“Terdesak Padang ke Rimba.” Artinya hilang akal.

“Terdorong Gajah Karena Besarnya.” Artinya berbuat sesuatu yang kurang baik karena kekuasaannya.

“Terentak Ruas ke Buku.” Artinya hilang akal.

“Tergantung Tidak Bertali.” Artinya perempuan yang tidak diurus lagi oleh suaminya, tetapi tidak dapat meminta cerai.

“Tergerenyeng-Gerenyeng Bagai Anjing Disua Antan.” Artinya seorang penakut yang menepi-nepi karena ingin lari.

“Terikat Kaki Tangan.” Artinya tidak bebas (berkuasa) lagi.

“Terjual Terbeli.” Artinya apa yang disuruhkan kepada orang lain, hendaknya dapat dikerjakan sendiri juga.

“Terkalang di Mata, Terasa di Hati.” Artinya ada sesuatu yang akan dikemukakan, tetapi belum tersampaikan (terkatakan).

“Terkilan di Hati, Terkalang di Mata.” Artinya terasa (terbayang) dalam hati dan sulit dihilangkan.

“Terlampau Dikadang, Mentah.” Artinya karena terlampau diperbagus, sebaliknya malahan menjadi buruk.

“Terlongsong Perahu Boleh Balik, Terlongsong Cakap Tak Boleh Balik.” Artinya perkataan yang tajam kerap kali menjadikan celaka diri dan tidak dapat ditarik kembali, sebab itu jika orang hendak berucap, hendaklah dipikirkan lebih dahulu.

“Termakan Cirit Berendang.” Artinya termakan guna-guna sehingga dikuasai benar oleh orang lain.

“Termakan di Rambut.” Artinya amat susah.

“Termakan di Sadah.” Artinya sangat kesal hati (karena tertipu dan sebagainya).

“Terpasang Jerat Halus.” Artinya terkena muslihat.

“Terpecak Peluh di Muka.” Artinya malu sekali.

“Terpegang di Abu Hangat.” Artinya mendapat atau mencampuri sesuatu yang menyusahkan saja.

“Terpeluk di Batang Dedap.” Artinya malang; sial.

“Terpijak Bara Hangat.” Artinya sangat gelisah; tidak dapat tenang.

“Terpijak Benang Arang Hitam Tampak.” Artinya berbuat sesuatu harus berani menanggung akibat.

“Tersendeng-Sendeng Bagai Sepat di Bawah Mengkuang.” Artinya orang yang kecil dan hina hendak mendekat kepada orang besar dan mulia, nyatanya kelihatan takut dan malu.

“Tersingit-Singit Bagai Katung di Bawah Reba.” Artinya sangat merendahkan diri seperti orang kecil (orang bawahan) yang takut dan malu hendak mendekati orang besar atau berkedudukan tinggi.

“Tertambat Hati Terpaut Sayang.” Artinya sangat cinta.

“Tertangkap Basah.” Artinya tertangkap ketika sedang berbuat kejahatan; tertangkap tangan.

“Tertangkap di Ikan Kalang.” Artinya berhadapan dengan orang pandai, kaya, berani, dan sebagainya.

“Tertangkup Sama Termakan Tanah, Telentang Sama Terminum Air.” Artinya sama-sama dalam suka dan duka.

“Tertelentang Berisi Air, Tertiarap Berisi Tanah.” Artinya perihal orang yang terlalu miskin (lemah), tiada berdaya.

“Tertelentang Sama Terminum Air, Tertelungkup Sama Termakan Tanah.” Artinya seia sekata; sama-sama merasakan keberuntungan atau kerugian.

“Tertimbun Dikais, Terbenam Diselam.” Artinya suatu hal (perkara) yang tersembunyi, diperiksa dan diselidiki dengan cermat.

“Tertumbuk Biduk Dikelokkan, Tertumbuk Kata Dipikiri.” Artinya kalau mendapat kesukaran dan sebagainya hendaklah selalu berikhtiar untuk menghindari atau mengatasinya.

“Tiada Beban Batu Digalas.” Artinya mencari kesukaran (kesusahan).

“Tiada Berketentuan Hulu Hilirnya.” Artinya tidak tentu maksud dan tujuannya.

“Tiada Kayu Janjang Dikeping.” Artinya suatu hal yang tidak dapat ditangguhkan, kalau tidak, akan mendatangkan malu.

“Tiada Mengetahui Hulu Hilirnya.” Artinya tidak mengetahui ujung pangkalnya (tidak tahu apa-apa dalam suatu urusan).

“Tiada Raja Menolak Sembah.” Artinya tidak ada orang yang tidak suka dihormati.

“Tiada Rotan Akar Pun Berguna (Jadi).” Artinya kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga (meskipun kurang baik dapat dipakai juga).

“Tiada Terbawa Sekam Segantang.” Artinya sangat lemah (tidak berkekuatan).

“Tiada Terempang Peluru Oleh Lalang.” Artinya kehendak orang yang berkuasa tidak tertahan oleh orang yang lemah.

“Tiang Pandak Hendak Menyamai Tiang Panjang.” Artinya hendak meniru-niru perbuatan orang besar atau kaya, akhirnya diri binasa.

“Tiba di Perut Dikempiskan, Tiba di Mata Dipincingkan, Tiba di Dada Dibusungkan.” Artinya perbuatan tidak adil (seperti terhadap A bersikap keras, terhadap B bersikap lembut).

“Tiba di Rusuk Menjeriau.” Artinya sudah pada tempatnya; sudah kena benar (tentang jawaban dan sebagainya).

“Tidak (Belum) Bau Telunjukmu.” Artinya tak boleh jadi; mustahil begitu.

“Tidak Ada Orang Menggaruk Keluar Badan.” Artinya biasanya orang berpihak kepada kaum keluarganya (golongannya) apabila ada perselisihan.

“Tidak Berluluk Mengambil Cekarau.” Artinya mendapat untung tidak dengan bersusah payah.

“Tidak Dibawa Orang Sehilir Semudik.” Artinya tidak dibawa orang bergaul (tersisih) dalam masyarakat karena suatu sebab atau karena tingkah lakunya tidak disetujui masyarakat.

“Tidak Hujan Lagi Becek, Ini Pula Hujan.” Artinya sedangkan kita tidak berbuat saja disangka orang, terlebih pula kalau kita benar-benar berbuat.

“Tidak Kekal Bunga Karang.” Artinya hal kekayaan (kemuliaan, hasil, dan sebagainya) yang tidak berlangsung lama.

“Tidak Kelih Mau Tengok.” Artinya ingin mendapat sesuatu, tetapi segan berusaha.

“Tidak Makan Benang.” Artinya tidak masuk akal; tidak benar.

“Tidak Makan Siku-Siku.” Artinya (1) cakap orang yang berleleran saja, tiada langsung ke tujuannya; (2) tidak baik; tidak patut.

“Tidak Mati Oleh Belanda.” Artinya seseorang yang sangat kaya sekalipun dagangannya rugi, ia tidak akan jatuh miskin.

“Tidak Tahu Antah Terkunyah.” Artinya tidak merasa melakukan sesuatu yang tidak patut.

“Tidak Terindang Dedak Basah.” Artinya perkara (perselisihan dan sebagainya) yang sangat sulit penyelesaiannya.

“Tidur Bertilam Air Mata.” Artinya sangat sedih karena merindukan kekasih.

“Tidur Bertilam Pasir.” Artinya tidur di mana saja (karena tidak bertempat tinggal).

“Tidur di Atas Miang (Enjelai).” Artinya tidak dapat tenang (selalu gelisah).

“Tidur Tak Lelap, Makan Tak Kenyang.” Artinya sangat gelisah (karena bersusah hati, banyak pikiran, dan sebagainya).

“Timur Beralih ke Sebelah Barat.” Artinya laki-laki yang menurut pada perintah istrinya.

“Tinggal Kelopak Salak.” Artinya sangat papa; sangat miskin.

“Tinggal Sehelai Sepinggang.” Artinya tinggal pakaian yang melekat pada tubuhnya; menjadi miskin.

“Tinggi Banir Tempat Berlindung.” Artinya setiap hal yang istimewa ada faedahnya asal tahu menggunakannya.

“Tinggi Gelepur Rendah Laga.” Artinya banyak cakapnya, tetapi tidak ada isinya (hasilnya, pekerjaannya); sombong.

“Tinggi Terbawa Oleh Ruasnya.” Artinya seseorang yang masih bodoh walaupun sudah besar.

“Tingkalak Menghadap Mudik, Lukah Menghadap Hilir.” Artinya segala sesuatu menurut adatnya (sifatnya, kelazimannya).

“Tohok Lembing ke Semak.” Artinya (perbuatan yang) sia-sia.

“Tohok Raja Tidak Dapat Dielakkan.” Artinya sukar menolak kehendak orang yang berkuasa.

“Tohok Tunggang ke Buruh (Ke Bawah).” Artinya mudah mencelakakan orang yang di bawah perintahnya; tohok tunggang ke buruh (ke bawah) telak tusukan yang benar-benar mengenai sasaran: manajer perusahaan yang masih muda itu kena tohok tunggang ke buruh (ke bawah) telak.

“Tolak Tangga Berayun Kaki.” Artinya membuang kehidupan yang sudah enak.

“Tong Kosong Nyaring Bunyinya.” Artinya orang yang bodoh biasanya banyak bualnya (cakapnya).

“Tongkat Membawa Rebah.” Artinya orang yang disuruh menjaga sesuatu, tetapi dia sendiri yang merusaknya (mencuri dan sebagainya).

“Tua Keladi (Kelapa).” Artinya dikatakan kepada orang yang makin tua makin baik atau makin buruk (kelakuannya).

“Tuah Anjing, Celaka Kuda.” Artinya nasib manusia tidak sama, ada yang beruntung dan ada pula yang celaka (tidak beruntung).

“Tuah Ayam Boleh Dilihat, Tuah Manusia Siapa Tahu.” Artinya tidak ada orang yang dapat menentukan nasib seseorang.

“Tuah Melambung Tinggi, Celaka Menimpa, Celaka Sebesar Gunung.” Artinya berilmu tinggi, tetapi tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga hidupnya selalu susah juga.

“Tuak Terbeli, Tunjang Hilang.” Artinya mendapat celaka (kekecewaan dan sebagainya).

“Tuba Habis, Ikan Tak Dapat.” Artinya pekerjaan yang sia-sia (tidak mendapat untung, bahkan mendapat rugi).

“Tunggang Hilang Berani Mati.” Artinya tidak gentar menjalankan kewajiban (terutama yang mengenai bangsa dan negara).

“Tunggang Hilang, Tak Hilang.” Artinya hal ketetapan hati berani melakukan suatu pekerjaan; tidak menghiraukan bahaya ataupun mati.

***

Kumpulan Peribahasa Indonesia (klik pada huruf untuk memilih huruf awal peribahasa)

A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z