Bahasa, Konten

Kumpulan Peribahasa Indonesia dan Artinya, Lengkap

Kumpulan Peribahasa Indonesia – K

A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z

Kumpulan peribahasa Indonesia

“Kacang Lupa Akan Kulitnya.” Artinya tidak tahu diri; lupa akan asalnya.

“Kaduk Naik Junjung.” Artinya orang hina (miskin dan sebagainya) merasa mulia (kaya dan sebagainya).

“Kail Sebentuk, Umpan Seekor, Sekali Putus Sehari Hanyut.” Artinya berbuat sesuatu dengan tidak memikirkan hal-hal yang mungkin menghambat usahanya (seperti pergi jauh tidak cukup bekal, berniaga tidak cukup modal).

“Kain Basah Kering di Pinggang.” Artinya miskin sekali.

“Kain Dalam Lipatan.” Artinya perempuan yang berbuat jahat (mesum) dengan sembunyi- sembunyi.

“Kain Lama Dicampak Buang, Kain Baru Pula Dicari.” Artinya menceraikan istri tua dan mencari istri muda.

“Kain Pendinding Miang, Uang Pendinding Malu.” Artinya segala sesuatu hendaknya digunakan sebagaimana mestinya, jangan kikir.

“Kain Sehelai Berganti-Ganti.” Artinya perihal sangat miskin suami istri.

“Kaki Naik Kepala Turun.” Artinya selalu sibuk bekerja.

“Kaki Terdorong Badan Merasa, Lidah Terdorong Emas Padahannya.”  Artinya (1) segala janji harus ditepati; (2) apa yang telah dikatakan harus dilaksanakan; (3) jika berbuat sesuatu harus berani menanggung akibatnya.

“Kaki Tertarung Inai Padahannya, Mulut Terdorong Emas Padahannya.” Artinya harus berani menanggung akibat perbuatan atau janji sendiri.

“Kaki Untut Dipakaikan Gelang.” Artinya memakai sesuatu untuk memperelok diri, tetapi malahan bertambah buruk.

“Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang.” Artinya pertengkaran tidak akan menguntungkan kepada pihak mana pun.

“Kalau Bangkai Galikan Kuburnya, Kalau Hidup Sediakan Buaiannya.” Artinya lebih baik menunggu dengan tenang apa yang akan terjadi, lalu mempertimbangkan langkah apa yang akan diambil.

“Kalau di Bawah Melompat, Lalu di Atas Menyusup.” Artinya menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan penduduk tempat tinggalnya.

“Kalau Getah Meleleh, Kalau Daun Melayang.” Artinya dalam keadaan sulit hanya sanak saudara kitalah yang selalu dekat pada kita, sedangkan orang lain akan menjauh.

“Kalau Guru Makan Berdiri, Maka Murid Makan Berlari.” Artinya kelakuan murid mencontoh kelakuan guru, biasanya dalam hal yang tidak baik.

“Kalau Kena Tampar Biarlah dengan Tangan yang Pakai Cincin, Kalau Kena Tendang Biarlah dengan Kaki yang Pakai Kasut.” Artinya jika diberi malu oleh perempuan, lebih baik oleh perempuan baik-baik daripada oleh perempuan jalang.

“Kalau Kubuka Tempayan Budu, Barulah Tahu.” Artinya kalau kubuka rahasiamu, tentu engkau akan malu.

“Kalau Laba Bercikun-cikun, Buruk Diberi Tahu Orang.” Artinya apabila beroleh kesenangan diam saja, tetapi apabila menderita kesusahan berkeluh kesah atau minta tolong kepada orang lain.

“Kalau Menampi Jangan Tumpah Padinya.” Artinya mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

“Kalau Pandai Menggulai Badar Pun Menjadi Tenggiri.” Artinya orang yang pandai meskipun kurang alat syaratnya, dapat juga mengerjakan sesuatu dengan baik.

“Kalau Pandai Meniti Buih, Selamat Badang di Seberang.” Artinya jika dapat mengatasi kesukaran tentu maksud dapat dicapai.

“Kalau Sorok Lebih Dahulu daripada Tokok, Tidak Mati Babi.” Artinya kalau lagak atau bual yang didahulukan, maksud tidak akan tercapai.

“Kalau Tak Ada Angin, Takkan Pokok Bergoyang.” Artinya jika tak ada sebab, tidak akan sesuatu terjadi.

“Kalau Takut Dilimbur Pasang, Jangan Berumah di Tepi Pantai.” Artinya kalau takut akan akibatnya, jangan melakukan pekerjaan itu.

“Kapak Menelan Beliung.” Artinya yang baik ditukar dengan yang buruk.

“Kapal Besar Ditunda Jongkong.” Artinya orang berkuasa yang menurut perintah orang kecil.

“Kapal Satu Nakhoda Dua.” Artinya satu pekerjaan yang dikepalai dua orang.

“Karam Berdua Basah Seorang.” Artinya dua orang berbuat salah, tetapi hanya seorang yang kena hukum.

“Karam Sambal Oleh Belacan.” Artinya mendapat kerugian karena perbuatan orang kepercayaan atau yang dikasihi.

“Karam Tidak Berair.” Artinya mendapat bencana tanpa sebab.

“Karena Mata Buta, Karena Hati Mati.” Artinya orang yang menurutkan hawa nafsunya akhirnya binasa.

“Karena Mulut Badan Binasa.” Artinya mendapat celaka karena perkataannya.

“Karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga.” Artinya karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang segala kebaikan yang telah diperbuat.

“Karena Pijat-Pijat Mati Tuma.” Artinya mendapat (ke)celaka(an) karena berteman dengan orang jahat atau karena (ke)salah(an) orang lain.

“Kasih Ibu Sepanjang Jalan, Kasih Anak Sepanjang Penggalan.” Artinya cinta kasih anak kepada ibu tidak sebanyak cinta kasih ibu kepada anak.

“Kasihkan Anak Tangan-Tangankan, Kasihkan Bini Tinggal-Tinggalkan.” Artinya yang disayangi itu hendaknya jangan terlalu dimanjakan.

“Kata Berjawab, Gayung Bersambut.” Artinya balas kecaman dengan cepat dan tepat.

“Kata Dahulu Bertepati, Kata Kemudian Kata Bercari.” Artinya janji harus ditepati dan hanya boleh diubah setelah diperoleh kebulatan kata pula.

“Katak Hendak Jadi Lembu.” Artinya orang hina (miskin, rendah) hendak menyamai orang besar (kaya dan sebagainya) ; congkak; sombong.

“Kawan Gelak Banyak, Kawan Menangis Jarang Bersua.” Artinya sahabat di waktu senang banyak, sahabat di waktu susah (melarat) sedikit.

“Ke Bukit Sama Mendaki, ke Lurah Sama Menurun.” Artinya seia sekata.

“Ke Gunung Tak Dapat Angin.” Artinya akan mendapat keuntungan tetapi gagal.

“Ke Hulu Kena Bubu, ke Hilir Kena Tengkalak.” Artinya tidak dapat terhindar dari bahaya.

“Ke Hulu Menongkah Surut, ke Hilir Menongkah Pasang.” Artinya orang yang selalu sial.

“Ke Langit Tak Sampai, ke Bumi Tak Nyata.” Artinya setengah-setengah, kepalang tanggung di dalam menyelesaikan pekerjaan atau mempelajari ilmu.

“Ke Mana Angin yang Deras ke Situ Condongnya.” Artinya tidak teguh pendirian.

“Ke Mana Condong, ke Mana Rebah.” Artinya pekerjaan yang sudah dilakukan menurut adat atau kebiasaan.

“Ke Mana Dialih.” Artinya sesuatu yang memang merugikan (menyusahkan), di mana pun akan merugikan juga.

“Ke Mana Kelok Lolin, ke Sana Kelok Loyang.” Artinya tidak punya pendirian, selalu mengikut kata orang lain.

“Ke Mana Tumpah Hujan dari Bubungan, Kalau Tidak ke Cucuran Atap.” Artinya anak akan menurut sifat atau teladan orang tuanya.

“Ke Mudik Tentu Hulunya, ke Hilir Tentu Muaranya.” Artinya suatu maksud atau niat hendaklah tentu wujud atau tujuannya.

“Ke Sawah Berlumpur ke Ladang Berarang.” Artinya tiap pekerjaan ada kesukarannya.

“Ke Sawah Tidak Berluluk, Ke Ladang Tidak Berarang.” Artinya tidak mau bekerja; pemalas.

“Kecil Dikandung Ibu, Besar Dikandung Adat, Mati Dikandung Tanah.” Artinya manusia itu selalu terikat oleh tata tertib masyarakat, tidak pernah bebas sama sekali.

“Kecil Tapak Tangan, Nyiru Ditadahkan.” Artinya ingin mendapat sebanyak-banyaknya.

“Kecil Teranja-anja, Besar Terbawa-bawa, Sudah Tua Berubah.” Artinya segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dari kecil sukar untuk mengubahnya.

“Kecil-Kecil Anak, Sudah Besar Menjadi Onak.” Artinya anak itu selagi kecil menyenangkan hati, tetapi kalau sudah besar menyusahkan hati (karena kelakuannya dan sebagainya).

“Kecil-Kecil Cabai Rawit.” Artinya tampaknya kecil, tetapi cerdik (pemberani, membahayakan).

“Kecil-Kecil Lada Api, Besar-Besar Limau Abung.” Artinya kecil tetapi berani (pandai dan sebagainya).

“Kelam Bagai Malam Dua Puluh Tujuh.” Artinya suatu hal atau perkara yang sangat gelap, tidak ada bayangan sedikit pun bagaimana akan memeriksa dan menyelidikinya.

“Keledai Hendak Dijadikan Kuda.” Artinya orang bodoh hendak disamakan dengan orang pandai.

“Kelekatu Hendak Terbang ke Langit.” Artinya hendak mencapai sesuatu yang tidak mungkin.

“Keli Dua Selubang.” Artinya seorang perempuan mempunyai kekasih dua orang.

“Kelihatan Asam Kelatnya.” Artinya kelihatan sifatnya yang kurang baik.

“Kelik-Kelik Dalam Baju.” Artinya musuh dalam selimut.

“Keluar Tak Mengganjilkan, Masuk Tak Menggenapkan.” Artinya hal (orang) yang tidak terpandang sedikit juga dalam masyarakat.

“Kemiri Jatuh ke Pangkalnya.” Artinya beroleh tempat yang pantas; kembali ke tempat asalnya.

“Kena Kecipuk Orang Berbelut.” Artinya terlibat dalam perkara orang lain; turut menderita akibat kesalahan orang lain.

“Kena Kelikir.” Artinya berada di bawah kekuasaan seseorang.

“Kena Pedang Bermata Dua.” Artinya amat sakit hatinya.

“Kena Sepak Belakang.” Artinya tertipu oleh perbuatan orang yang tidak mau berterus terang atau yang tidak jujur.

“Kendur Menyusut, Tegang Memutus.” Artinya dikatakan tentang cara memerintah atau mengurus sesuatu yang kurang baik, yaitu kelemahan yang menyebabkan kekacauan dan kekerasan yang menimbulkan kerusuhan.

“Kenyang (Banyak) Makan Garam.” Artinya sudah berpengalaman dalam hidup.

“Kepak Singkat, Terbang Hendak Tinggi.” Artinya kemampuan sedikit, cita-cita tinggi.

“Kepala Sama Hitam (Berbulu), Pendapat Berlain-Lain.” Artinya tiap orang berlain-lain pendapatnya.

“Kera Kena Belacan.” Artinya sangat gelisah (kurang senang dan sebagainya).

“Kera Menegurkan Tahinya.” Artinya membukakan kehinaan sendiri.

“Kera Menjadi Monyet.” Artinya sama saja.

“Kerak Nasi Membusut Jantan.” Artinya banyak sekali sisanya (sesudah perayaan dan sebagainya).

“Keras Bagai Batu, Tinggi Bagai Langit.” Artinya tidak mau menurut perintah.

“Keras Ditakik, Lunak Disudu.” Artinya segala perintah hendaklah diberikan dengan penuh kebijaksanaan.

“Kerbau Menanduk Anak.” Artinya hanya pura-pura saja; tidak dengan sungguh-sungguh.

“Kerbau Punya Susu, Sapi Punya Nama.” Artinya seseorang yang membuat kebaikan atau bersusah payah, tetapi orang lain yang mendapat pujian.

“Kerbau Runcing Tanduk.” Artinya orang yang telah terkenal kejahatannya.

“Kerbau Seratus Dapat Digembalakan, Manusia Seorang Tiada Terkawal.” Artinya menjaga seorang perempuan lebih sukar daripada menjaga binatang yang banyak.

“Kerosok Ular di Rumpun Bambu.” Artinya tidak perlu takut akan gertakan atau ancaman orang.

“Kesat Daun Pimping.” Artinya dikatakan kepada orang yang tidak selamanya lemah saja (kalau perlu dapat bertindak keras juga).

“Kesturi Mati Karena Baunya.” Artinya mendapat kecelakaan karena perbuatannya sendiri.

“Ketahuan Hina Mulianya.” Artinya mengetahui kedudukan yang sebenarnya.

“Ketam Menyuruhkan Anaknya Berjalan Betul.” Artinya orang yang memberi nasihat, tetapi dia sendiri tidak melakukan seperti yang dinasihatkannya itu.

“Kicang-Kecoh Ciak.” Artinya perkara yang akan diperiksa hendaklah ada buktinya.

“Kilat di Dalam Kilau, Kabus di Dalam Hujan.” Artinya ada maksud tertentu yang terselubung dalam perkataan (gerak-gerik dan sebagainya).

“Kini Gatal Besok Digaruk.” Artinya pertolongan yang datangnya terlambat.

“Kita di Pangkal Merawal Dia di Ujung Merawal.” Artinya tanggungan kita lebih berat daripada tanggungannya.

“Kodok Dapat Bunga Sekuntum.” Artinya sia-sia saja (tidak dapat mempergunakan sesuatu yang baik).

“Koyak Tak Berbunyi.” Artinya melakukan sesuatu yang kurang baik, tetapi tidak diketahui orang.

“Kuah Tumpah (Tertuang) ke Nasi.” Artinya (1) dikatakan kepada anak yang dikawinkan dengan kemenakan; (2) Kiasan sudah sewajarnya.

“Kuat Burung Karena Sayap.” Artinya tiap-tiap orang memiliki kekuatannya (kemampuannya).

“Kuat Ikan Karena Radai (Kuat Burung Karena Sayap).” Artinya tiap-tiap orang ada kekuatannya (kelebihannya) sendiri.

“Kuat Ketam Karena Sepit.” Artinya seseorang ditakuti hanya selama ia berkuasa.

“Kuat Sepit Karena Kempa.” Artinya orang kuat dalam suatu perkara karena ada yang menolong di belakangnya.

“Kucing Pergi Tikus Menari.” Artinya jika kepala (kantor, perusahaan, dan sebagainya) pergi bawahannya bersuka ria.

“Kuda Pelejang Bukit.” Artinya orang yang menjadi kaki tangan (alat, perkakas) orang lain.

“Kudis Menjadi Tokak.” Artinya perkara yang kecil menjadi besar.

“Kuman Beri Bertali.” Artinya melakukan sesuatu yang tidak mungkin.

“Kuman di Seberang Lautan Tampak, Gajah di Pelupuk Mata Tidak Tampak.” Artinya kesalahan (kekurangan) orang lain walaupun kecil sekali akan kelihatan, tetapi kesalahan (kekurangan) sendiri (meskipun besar) tidak kelihatan.

“Kumbang Tidak Seekor, Bunga Tidak SekakiKumbang Tidak Seekor, Bunga Tidak Sekaki.” Artinya masih banyak pria (wanita) lain tempat menambatkan hati.

“Kundur Tidak Melata Pergi, Labu Tidak Melata Mari.” Artinya persetujuan (persahabatan dan sebagainya) harus dari kedua belah pihak datangnya.

“Kuning Oleh Kunyit, Hitam Oleh Arang.” Artinya mudah dihasut atau dipuji.

“Kura-Kura (Hendak) Memanjat Kayu.” Artinya sesuatu yang mustahil tercapai (terjadi dan sebagainya).

“Kurang Taksir, Hilang Laba.” Artinya kurang hati-hati mungkin akan mendatangkan kerugian (kesusahan dan sebagainya).

“Kurang-Kurang Bubur, Lebih-Lebih Sudu Sudu yang Lebih.” Artinya perkara kecil yang dibesar-besarkan karena menjadi buah bibir orang; sedikit pengetahuan, tetapi cakap besar.

“Kusut Diselesaikan, Keruh Diperjernih.” Artinya perselisihan hendaklah diselesaikan secara baik-baik.

***

Kumpulan Peribahasa Indonesia (klik pada huruf untuk memilih huruf awal peribahasa)

A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z