Kumpulan Peribahasa Indonesia dan Artinya
Kumpulan Peribahasa Indonesia – H
A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z
“Habis Beralur Maka Beralu-alu.” Artinya jika dengan jalan musyawarah tidak dicapai kata sepakat, maka barulah dengan jalan kekerasan.
“Habis Geli oleh Gelitik, Habis Bisa oleh Biasa.” Artinya (barang) yang kurang menyenangkan dan sebagainya akan hilang apabila telah biasa atau telah menjadi kebiasaan.
“Habis Kapak Berganti Beliung.” Artinya sangat rajin bekerja.
“Habis Manis Sepah Dibuang.” Artinya sesudah tidak berguna lagi, lalu dibuang (tidak dipedulikan lagi dan sebagainya).
“Habis Miang Karena Bergeser.” Artinya segala kesukaran (ketakutan, malu, dan sebagainya) akan hilang sesudah menjadi kebiasaan.
“Habis Pati Ampas Dibuang.” Artinya sesudah tidak berguna lagi lalu dibuang (tidak dipedulikan lagi).
“Habis Perkara, Nasi Sudah Menjadi Bubur.” Artinya tidak ada gunanya dibicarakan lagi.
“Habis Umpan Kerong Tak Dapat.” Artinya usaha yang mendatangkan kerugian.
“Hancur Badan Dikandung Tanah, Budi Bauk Terkenang Jua.” Artinya budi bahasa yang baik tidak akan dilupakan orang.
“Hangat Hangat Tahi Ayam.” Artinya kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat.
“Hangat-Hangat (Suam-Suam) Kuku.” Artinya hangat (tentang air).
“Hangus Tiada Berapi, Karam Tiada Berair.” Artinya menderita kesusahan yang amat sangat.
“Hanyut Dipintasi, Lulus Diselami, Hilang Dicari.” Artinya menolong orang pada waktu kesusahan.
“Harapan Tak Putus Sampai Jerat Tersentak Rantus.” Artinya tidak mau berputus asa sampai saat terakhir.
“Harapkan Guntur di Langit, Air di Tempayan Dicurahkan.” Artinya mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang telah ada dilepaskan.
“Harimau Ditakuti Karena Giginya.” Artinya orang besar dan berpangkat hanya ditakuti orang karena kekuasaan dan pangkatnya.
“Harimau Mati Karena Belangnya.” Artinya mendapat kecelakaan karena memperlihatkan keunggulannya.
“Harimau Mati Meninggalkan Belang.” Artinya orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang jahat akan meninggalkan nama buruk.
“Harimau Mengaum Takkan Menangkap.” Artinya orang yang mengancam dan sebagainya dengan perkataan keras, biasanya tidak sampai berbuat apa-apa.
“Harimau Menunjukkan Belangnya.” Artinya orang yang memperlihatkan kekuasaannya.
“Harum Menghilangkan Bau.” Artinya keburukan tidak kelihatan karena tertutup oleh nama (perbuatan) yang baik.
“Harum Semerbak Mengandung Mala.” Artinya perbuatan (jasa dan sebagainya) yang dipuji-puji, tetapi jasa tersebut diperbuat dengan jalan yang tidak baik.
“Hati Bagai Baling-Baling (di Atas Bukit).” Artinya tidak tetap hatinya (pendiriannya).
“Hati Bak Serangkak Dibungkus.” Artinya orang yang sangat berharap akan mendapat sesuatu yang diingininya.
“Hati Gajah Sama Dilapah, Hati Tungau Sama Dicecah.” Artinya perolehan (laba) yang banyak dibagi sama banyak, perolehan (laba) yang sedikit dibagi juga sama sedikit.
“Hati Gatal, Mata Digaruk.” Artinya sangat ingin, tetapi tidak kuasa menyampaikan keinginannya itu; menyalahkan orang yang tidak bersalah.
“Hawa Pantang Kerendahan, Nafsu Pantang Kekurangan.” Artinya tidak mau kalah dengan orang lain; hawa pantang kerendahan nafsu desakan hati dan keinginan keras (untuk menurutkan hati, melepaskan marah, dan sebagainya) : ia tidak dapat menahan hawa pantang kerendahan nafsunya.
“Hemat Pangkal Kaya.” Artinya orang yang hidup hemat akan menjadi kaya, orang rajin belajar akan menjadi pandai.
“Hendak Hinggap Tiada Berkaki.” Artinya ingin berbuat sesuatu, tetapi tidak mempunyai alat sebagai syaratnya.
“Hendak Megah, Berlawan Lebih.” Artinya makin banyak musuh makin besar kemasyhurannya.
“Hendak Menangguk Ikan, Tertangguk Batang.” Artinya mengharapkan untung, tetapi yang diperoleh kerugian.
“Hendak Menggaruk Tidak Berkuku.” Artinya hendak berbuat sesuatu, tetapi tidak berkemampuan.
“Hendak Minyak Air.” Artinya memuji-muji seseorang sesudah orang itu difitnah dan dicemarkan namanya.
“Hendak Mulia Bertabur Urai.” Artinya jika orang ingin mendapatkan kemuliaan atau ingin mulia di mata orang lain, hendaklah berani mengeluarkan uang, jangan kikir.
“Hendak Panjang Terlalu Patah.” Artinya yang suka meninggikan diri akan cepat jatuh.
“Hendak Terbang Tiada Bersayap.” Artinya hendak berbuat sesuatu, tetapi tidak ada sarana.
“Hendak Ulam Pucuk Menjulai (Pucuk Dicinta Ulam Tiba).” Artinya mendapat sesuatu yang lebih daripada yang dikehendaki.
“Hidung Dicium Pipi Digigit.” Artinya kasih sayang yang semu, pura-pura saja.
“Hidung Laksana Kuntum Seroja, Dada Seperti Mawar Merekah.” Artinya perihal menyatakan keelokan bentuk hidung dan dada perempuan.
“Hidung Seperti Dasun Tunggal.” Artinya bentuk hidung yang bagus, bulat di muka dan lancip ke belakang; mancung.
“Hidung Tak Mancung, Pipi Tersorong-Sorong.” Artinya orang yang tidak turut campur dalam suatu pekerjaan menjadi susah dan yang patut susah berdiam diri.
“Hidup Bertimba Uang.” Artinya hidup boros (serba mewah, banyak membelanjakan uang).
“Hidup di Ujung Gurung Orang.” Artinya orang yang hidup melarat.
“Hidup Dikandung Adat, Mati Dikandung Tanah.” Artinya selama hidup orang harus taat pada adat kebiasaan dalam masyarakat.
“Hidup Dua Muara.” Artinya mempunyai dua macam mata pencaharian.
“Hidup Kayu Berbuah, Hidup Manusia Biar Berjasa.” Artinya pada waktu kita hidup sebaiknya berbuat baik untuk diri sendiri dan untuk masyarakat.
“Hidup Sandar-Menyandar Umpama Aur Dengan Tebing.” Artinya perihal orang berlaki istri yang berkasih-kasihan; perihal orang bersahabat yang setia dan saling menolong.
“Hidup Segan Mati Tak Hendak.” Artinya hidup yang merana (karena sakit terus-menerus, melarat, sengsara, dan sebagainya).
“Hidup Seperti Musang.” Artinya tentang orang jahat (pencuri) yang pada siang hari tidak kelihatan tetapi pada malam hari merayap mencari mangsanya.
“Hidup Tidak Karena Doa, Mati Tidak Karena Sumpah.” Artinya orang harus berusaha dengan tenaga dan pikiran sendiri dan tidak mengharapkan pertolongan orang lain.
“Hilang di Mata di Hati Jangan.” Artinya biarpun telah pergi jauh, jangan melupakan orang yang ditinggalkan.
“Hilang Dicari, Terpaung Direnangi, Terbenam Diselami.” Artinya hal atau perkara yang tersembunyi, lalu diperiksa.
“Hilang Geli oleh Gelitik, Hilang Bisa oleh Biasa.” Artinya kecanggungan akan hilang apabila telah menjadi kebiasaan.
“Hilang Kabus, Teduh Hujan.” Artinya telah senang (aman dan sebagainya) kembali sehabis menderita kesusahan dan sebagainya.
“Hilang Kilat Dalam Kilau.” Artinya (kepandaian, kebesaran, dan sebagainya) tidak menonjol lagi sesudah berada bersama orang-orang pandai, orang-orang terkenal, dan sebagainya.
“Hilang Rona Karena Penyakit, Hilang Bangsa Tidak Beruang.” Artinya orang yang tidak berharta (beruang) kurang dihargai orang.
“Hilang Satu Sepuluh Gantinya.” Artinya sekali-kali janganlah putus asa.
“Hilang Sepuh Tampak Senam.” Artinya tampak kejahatannya; terbuka kedoknya.
“Hilang Tak Bercari, Lulus Tak Berselami.” Artinya tidak dipedulikan lagi.
“Hilang Tak Tentu Rimbanya.” Artinya hilang lenyap tanpa bekas; pergi tidak pernah kembali, bahkan tidak ada kabar beritanya lagi.
“Hilang Tentu Rimbanya, Mati Tentu Kuburnya.” Artinya hal atau perkara yang sudah tentu kesudahannya.
“Hilir Malam Mudik Tak Singgah, Daun Nipah Dikatakan Daun Labu.” Artinya merasa malu, segan, dan sebagainya karena sudah berutang budi atau karena perkariban.
“Hinggap Bak Langau, Titik Bak Hujan.” Artinya suatu hal yang tiba-tiba saja terjadi, tanpa diketahui lebih dahulu.
“Hitam Bagai Pantat Belanga.” Artinya sangat buruk (tentang tabiat seseorang).
“Hitam di Atas Putih.” Artinya dengan tertulis, tidak hanya dengan perkataan saja (tentang perjanjian dan sebagainya).
“Hitam Dikatakan Putih, Putih Dikatakan Hitam.” Artinya tidak mengatakan yang sebenarnya (yang baik dikatakan buruk dan sebaliknya).
“Hitam Mata Itu Mana Boleh Bercerai Dengan Putihnya.” Artinya orang yang sedang bercinta tidak mudah dipisahkan.
“Hitam Sebagai Kuali.” Artinya sangat hitam.
“Hitam Seperti Dawat.” Artinya hitam berkilat-kilat.
“Hitam Tahan Tempa, Putih Tahan Sesah.” Artinya tetap tidak berubah; tahan uji.
“Hujan Berbalik ke Langit.” Artinya orang berkuasa (pandai, kaya, dan sebagainya) minta tolong kepada orang yang lemah (bodoh, miskin, dan sebagainya).
“Hujan Berpohon, Panas Berasal.” Artinya segala hal tentu ada sebabnya.
“Hujan Emas di Negeri Orang, Hujan Batu di Negeri Sendiri.” Artinya sebaik-baik negeri orang tidak sebaik negeri sendiri.
“Hujan Jatuh ke Pasir.” Artinya kebaikan yang tidak terbalas.
“Hujan Menimpa Bumi.” Artinya kita tidak dapat melepaskan diri dari perintah orang yang berkuasa.
“Hujan Panas Main Hari.” Artinya telah biasa bahwa kehidupan manusia ada kalanya susah, ada kalanya senang.
“Hujan Tak Sekali Jatuh, Simpai Tak Sekali Erat.” Artinya suatu pekerjaan tidak dapat diselesaikan sekaligus; keberuntungan dan kebahagiaan itu tidak sekali datang.
“Hujan Tempat Berteduh, Panas Tempat Berlindung.” Artinya orang yang selalu memberi pertolongan kepada orang banyak.
“Hulu Malang Pangkal Celaka.” Artinya asal suatu kecelakaan.
“Hulu Mujur Pandai Bertenggang Bertengkar, Hulu Baik Pandai Memakai.” Artinya pandai hidup dan pandai bergaul.
“Hutan Sudah Terambah, Teratak Sudah Tertegak.” Artinya pekerjaan sudah sempurna dikerjakan.
***
Kumpulan Peribahasa Indonesia (klik pada huruf untuk memilih huruf awal peribahasa)
A, B, C, D, E, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, R, S, T, U, Y, Z
- 300+ Nama Latin Burung Endemik di Indonesia, Mana Paling Keren? - September 13, 2024
- Deretan Nama Latin Hewan atau Binatang, Ada yang Jadi Favoritmu? - September 5, 2024
- 234+ Nama Latin Tumbuhan dan Tanaman, Ada yang Kamu Tahu? - August 2, 2024