Bacaan, Waktu Luang

Beberapa ‘Kutipan’ dari Setiap Chapter Buku Thinking Fast and Slow

Jadipunya.id – Ada hal menarik ketika membaca setiap chapter buku Thinking Fast and Slow. Itu adalah adanya kalimat-kalimat pendek dialog yang dimaksudkan sebagai contoh untuk mengerti pembahasan yang sedang dibicarakan. Dalam tiap chapter di buku Thinking Fast and Slow ini biasanya ada lebih dari dua kalimat contoh.

Di bawah ini, kamu bisa baca contoh kalimat dari tiap chapter. Masing-masing kami tuliskan dua.

Baca Juga: Ketahui 3 Konsep Penting dari Buku Thinking Fast and Slow

Thinking Fast and Slow, Bagian I: Dua Sistem

dua sistem thinking fast and slow
Gambar: Pexels.com

Bicara Tentang Sistem 1 dan 2

“Ini tanggapan murni Sistem 1. Dia bereaksi terhadap ancaman sebelum sadar bahwa itu ancaman.”

“Ini Sistem 1 Anda yang berbicara. Perlambat dan biarkan Sistem 2 Anda mengambil alih.”

Bicara Tentang Perhatian dan Usaha

“Saya tidak akan coba selesaikan soal ini sambil menyetir. Ini pekerjaan yang bikin lebar pupil. Butuh usaha mental!”

“Yang langsung muncul dalam kepalaku itu intuisi dari Sistem 1. Aku harus mulai lagi dan sengaja mencari dalam ingatanku.”

Bicara Tentang Kendali (The Lazy Controller)

keadaan mengalir thinking fast and slow
Gambar: Pexels.com

“Dia tidak perlu bersusah payah mengerjakan tugas berjam-jam. Dia ada dalam keadaan mengalir.”

“Sayangnya dia cenderung mengatakan apa yang pertama muncul dalam pikirannya. Dia barangkali juga punya masalah tidak bisa menunda keinginan mendapat imbalan. Sistem 2 lemah.”

Bicara Tentang Penyiapan

“Dunia ini lebih tak bisa dimengerti daripada yang kamu pikir. Koherensinya sebagian besar datang dari cara kerja akal budimu.”

“Saya MEMBUAT diri saya tersenyum dan saya jadi merasa lebih enak!”

Bicara Tentang Kemudahan Kognitif

kemudahan kognitif

“Jangan tolak rencana bisnis mereka hanya karena jenis hurufnya susah dibaca.”

“Kita pasti terpengaruh untuk percaya karena hal itu sering sekali diulang-ulang, tapi ayo kita pikirkan lagi.”

“Keakraban menimbulkan rasa suka. Ini efek paparan belaka.”

Bicara Tentang Norma dan Sebab

“Waktu muncul pelamar kedua yang ternyata teman lama saya juga, saya tidak begitu kaget lagi. Pengulangan sedikit saja sudah cukup membuat pengalaman baru terasa normal!”

“Ketika menyurvei reaksi terhadap produk-produk ini, ayo kita pastikan tidak hanya berfokus ke rata-rata. Kita harus memikirkan seluruh kisaran reaksi normal.”

Bicara Tentang Melompat Ke Kesimpulan

“Dia tak tahu apa-apa tentang keahlian manajemen orang ini. Dia Cuma mengandalkan efek halo dari presentasi yang bagus.”

“Mereka tidak mau tambahan informasi yang bisa merusak cerita. WYSIATI.”

Thinking Fast and Slow, Bicara Tentang Pertimbangan

“Menilai orang menarik atau tidak itu bukan penilaian dasar. Suka tidak suka Anda melakukan penilaian dasar secara otomatis, dan penilaian itu memengaruhi Anda.”

“Ada sirkuit dalam otak yang menilai dominasi dari bentuk wajah. Wajahnya cocok untuk peran pemimpin.”

Thinking Fast and Slow, Bagian 2: Heuristik Dan Bias

Bicara Tentang Hukum Jumlah Kecil (The Law of Small Numbers)

“Ya, studio itu sudah membuat tiga film yang sukses sejak CEO baru mengambil alih. Tapi sekarang masih terlalu cepat untuk berkata dia bertangan dingin.”

“Sampel pengamatan terlalu kecil untuk membuat kesimpulan. Jangan ikuti hukum jumlah kecil.”

Bicara Tentang Jangkar (Anchors)

“Rencana itu skenario terbaik. Mari kita hindari menjadikan rencana sebagai jangkar ketika memperkirakan hasil sesungguhnya. Berpikir mengenai bagaimana rencana bisa gagal itu salah satu caranya.”

“Tujuan kami dalam negosiasi adalah membuat mereka terjangkar ke angka ini.”

Thinking Fast and Slow, Bicara Tentang Ketersediaan

“Karena kebetulan ada dua pesawat jatuh bulan lalu, sekarang dia lebih suka naik kereta api. Itu konyol. Risikonya tidak berubah, itu bias ketersediaan saja.”

“Dia kebanyakan menonton film mata-mata baru-baru ini, jadi dia melihat konspirasi di mana-mana.”

Bicara Tentang Kucuran Ketersediaan

“Dia memuji-muji satu inovasi yang katanya bermanfaat besar dan tidak ada biayanya. Saya curiga ada heuristik afeksi.”

“Ini kucuran ketersediaan: satu kejadian tidak penting dibesar-besarkan media dan masyarakat sampai terus ada di layar TV dan dibicarakan semua orang.”

Thinking Fast and Slow, Bicara Tentang Keterwakilan

“Lapangan rumputnya dipangkas rapi. Resepsionisnya kelihatan kompeten, dan perabotannya menarik, tapi bukan berarti perusahannya dikelola dengan baik. Saya harap dewan direksi tidak mengikuti keterwakilan.”

“Mereka terus membuat kesalahan yang sama: memprediksi peristiwa langka dari bukti lemah. Kalau buktinya lemah, sebaiknya tetap berpegang ke nilai dasar.”

Bicara Tentang Kurang Itu Lebih (Less is More)

less is more, thinking fast and slow
Gambar: Pexels.com

“Mereka menambahkan hadiah murah ke produk mahal sehingga keseluruhannya jadi kurang menarik. Dalam kasus ini, kurang itu lebih.”

“Biasanya, perbandingan langsung membuat orang lebih hati-hati dan logis. Tapi tidak selalu. Kadang intuisi mengalahkan logika, biarpun jawaban yang benar ada tepat di depan kita.”

Bicara Tentang Penyebab dan Statistik

“Kita tidak bisa menganggap mereka akan belajar apa pun dari statistika saja. Mari kita tunjukkan satu atau dua kasus individual yang mewakili, untuk memengaruhi Sistem 1 mereka.”

“Tak perlu khawatir informasi statistik itu diabaikan. Sebaliknya, informasi ini akan langsung dipakai untuk membentuk stereotipe.”

Bicara Tentang Regresi Ke Rata-Rata

“Dia bilang pengalaman mengajarinya bahwa kritik lebih ampuh daripada pujian. Yang tak dia ketahui, itu semua karena regresi ke rata-rata.”

“Barangkali wawancara keduanya kurang mengesankan dibanding yang pertama karena dia takut mengecewakan kita, tapi lebih mungkin itu karena wawancara pertamanya terlalu bagus.”

Thinking Fast and Slow, Bicara Tentang Prediksi Intuitif

“Bisnis baru itu punya konsep yang luar biasa, tapi jangan berharap terlalu tinggi. Bisnis baru itu masih jauh dari pasar dan ada ruang cukup besar untuk regresi.”

“Saya baca satu resensi merek itu dan resensinya bagus sekali. Tapi bisa saja yang satu itu kebetulan. Ayo pertimbangkan saja merek-merek yang resensinya banyak dan pilih yang terlihat paling baik.”

Kumpulan Chapter Buku Thinking Fast and Slow, Bagian 3: Keyakinan Berlebihan

keyakinan berlebih dalam thinking fast and slow
Gambar: fs.blog

Bicara Tentang Kilas Balik

“Dia belajar terlalu banyak dari kisah sukses ini, yang terlalu rapi. Dia terjerumus sesat pikir naratif.”

“Dia tak punya bukti untuk berkata perusahaan itu dikelola dengan buruk. Yang dia tahu hanyalah nilai saham yang turun. Itu bias hasil, sebagian kilas balik dan sebagian efek halo.”

Bicara Tentang Ilusi Keahlian

“Dia tahu catatan menunjukkan perkembangan penyakit ini tak bisa diprediksi. Bagaimana dia bisa begitu yakin? Rasanya ada ilusi validitas.”

“Pertanyaannya bukan apakah para pakar ini memang terdidik, tapi apakah dunia mereka bisa diprediksi.”

Bicara Tentang Pertimbangan VS. Rumus

“Dia pikir pertimbangannya rumit dan canggih, tapi kombinasi sederhana nilai mungkin bisa lebih baik.”

“Ayo putuskan dulu bobot yang akan diberikan kepada data prestasi masa lalu para calon. Kalau tidak, kita akan memberi terlalu banyak bobot kepada kesan dari wawancara.”

Bicara Tentang Intuisi Pakar

“Seberapa banyak kepakaran yang dia miliki dalam tugas ini? Seberapa banyak latihan yang sudah dia lakukan?”

“Apa dia benar-benar punya kesempatan belajar? Seberapa cepat dan jelas umpan balik yang dia terima untuk pertimbangannya?”

Bicara Tentang Pandangan Dari Luar

“Dia mengambil pandangan dari dalam. Seharusnya dia melupakan kasusnya sendiri dan mencaritahu apa yang terjadi di kasus-kasus lain.”

“Kita menambah investasi karena tidak mau mengaku gagal. Ini contoh sesat pikir biaya terpendam.”

Bicara Tentang Optimisme

“Mereka punya ilusi kendali. Mereka sangat meremehkan rintangan.”

“Sebaiknya kita lakukan sesi premortem. Boleh jadi akan ada orang yang terpikir ancaman yang kita lupakan.”

Thinking Fast and Slow, Bagian 4: Pilihan

Bicara Tentang Kekeliruan Bernoulli

“Dia gembira sekali mendapat bonus $20.000 tiga tahun lalu, tapi gajinya sudah naik 20% sejak itu, jadi dia akan perlu bonus yang lebih tinggi supaya mendapat utilitas yang sama.”

“Kedua calon bersedia menerima tawaran gaji kita, tapi mereka tidak akan sama puasnya karena titik rujukan keduanya beda. Salah satunya sekarang bergaji lebih besar.”

Bicara Tentang Teori Prospek (Prospect Theory)

“Dia mengidap ketidaksukaan rugi ekstreem, yang membuatnya menolak kesempatan emas.”

“Dia menganggap rugi dua kali lebih berat daripada untung, dan itu normal.”

Bicara Tentang Efek Pusaka (The Endowment Effect)

negosiasi
Gambar: Pexels.com

“Dia tidak peduli kantor mana di antara keduanya yang dia dapat, tapi satu hari sesudah pengumuman, dia tidak lagi mau bertukar. Efek pusaka!”

“Negosiasi ini tidak akan jalan karena kedua pihak tidak mau mengalah, biarpun bisa mendapat keuntungan kalau mau mengalah. Rugi lebih berat rasanya daripada untung.”

Thinking Fast and Slow, Bicara Tentang Kerugian

“Mereka bakal lebih mudah merundingkan lagi persetujuan kalau sadar kuenya membesar. Mereka tidak berbagi rugi, tapi berbagi untung.”

“Klien saya tidak protes dengan kenaikan tarif karena mereka tahu biaya operasional saya naik juga. Mereka menerima hak saya untuk tetap dapat untung.”

Bicara Tentang Pola Empat (The Fourfold Pattern)

“Mereka tidak akan memilih mengurangi kerugian sepanjang ada kesempatan impas. Itu mengambil risiko dalam kerugian.”

“Mereka tahu risiko ledakan gas itu kecil sekali, tapi mereka mau risiko itu hilang. Itu efek kemungkinan, dan mereka ingin kedamaian hati.”

Bicara Tentang Peristiwa Langka

“Ini daur bencana yang biasa. Mulai dengan membesar-besarkan dan memberi bobot berlebihan, lalu terjadi pengabaian.”

“Seharusnya kita jangan berfokus ke satu skenario, atau kita akan membesar-besarkan probabilitasnya. Mari buat alternatif yang spesifik dan buat jumlah probabilitas mencapai 100%.”

Thinking Fast and Slow, Bicara Tentang Kebijakan Risiko

“Bilang ke dia supaya berpikir seperti pedagang! Untung sedikit, rugi sedikit.”

“Tiap eksekutif kami tak mau rugi dalam wilayahnya sendiri. Itu wajar, tapi akibatnya organisasi ini kurang banyak mengambil risiko.”

Bicara Tentang Mencatat Skor

“Kita pegang saham itu terus hanya untuk menghindari menutup rekening mental kita dalam keadaan rugi. Ini efek disposisi.”

“Kami temukan satu masakan yang enak sekali di restoran itu dan tidak pernah coba yang lain, biar tidak menyesal.”

Bicara Tentang Pembalikan

“Kamu bilang ini pidato yang hebat karena kamu membandingkan dengan pidatonya yang lain. Dibanding orang lain, dia tetap payah.”

“Kalau kamu lihat tiap kasus sendiri-sendiri, kamu bisa diarahkan reaksi emosional Sistem 1.”

Bicara Tentang Bingkai dan Realitas (Frames and Reality)

“Mereka akan merasa lebih baik terhadap apa yang terjadi kalau bisa membingkai hasilnya sebagai berapa uang yang bisa disimpan, ketimbang berapa yang hilang.”

“Masukkan kerugiannya ke rekening mental ‘pengeluaran umum’ – kamu akan merasa lebih baik!”

Kumpulan Chapter Buku Thinking Fast and Slow, Bagian 5: Dua Diri

dua diri
Gambar: Pexels.com

Thingking Fast and Slow, Bicara Tentang Dua Diri

“Kamu memikirkan pernikahanmu yang gagal dari sudut pandang dia mengingat saja. Perceraian itu seperti simfoni dengan bunyi jerit tak enak di belakangnya – kenyataan bahwa akhirnya buruk tidak berarti seluruhnya buruk.”

“Ini kasus pengabaian durasi yang buruk. Kamu memberi bobot yang sama ke bagian baik dan buruk pengalamanmu, biarpun bagian baiknya itu sepuluh kali lebih panjang daripada bagian yang buruk.”

Bicara Tentang Kehidupan Sebagai Cerita

“Dia mati-matian mencoba melindungi narasi kehidupan penuh integritas, yang terancam kejadian akhir-akhir ini.”

“Kelihatannya kamu menghabiskan seluruh liburan untuk membikin ingatan. Barangkali kamu harus taruh kamera dan nikmati saat ini, biarpun kurang bisa dikenang?”

Bicara Tentang Kesejahteraan Yang Dialami (Experienced Well-Being)

“Cara termudah meningkatkan kebahagiaan adalah mengendalikan penggunaan waktumu. Kamu bisa tidak memberi lebih banyak waktu untuk hal-hal yang kamu suka lakukan?”

“Selepas batas kepuasan pada pendapatan, kamu bisa beli pengalaman yang lebih nikmat, tapi kamu akan kehilangan sebagian kemampuan menikmati yang lebih murah.”

Bicara Tentang Berpikir Mengenai Hidup

“Dia pikir membeli mobil bagus bakal membuat dia lebih bahagia, tapi ternyata itu kesalahan prakiraan afektif.”

“Membeli rumah lebih besar boleh jadi tidak membuat kita lebih bahagia dalam jangka panjang. Kita bisa saja menderita ilusi fokus.”

***

Jika kamu sudah membaca bukunya, kalimat-kalimat di atas bisa menjadi pengingat tentang konsep yang dijelaskan. Jika belum, mungkin dengan membaca kalimat-kalimat tersebut akan membuatmu penasaran tentang konteksnya, kemudian tertarik untuk membaca setiap chapter buku Thinking Fast and Slow ini.

buku thinking fast and slow

Judul: Thinking Fast and Slow
Penulis: Daniel Kahneman
Halaman: 624 + xxv
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013

Buku Thinking Fast and Slow ini memang tebal. Tapi, isinya bisa mempertebal koleksi pengetahuan.

Baca Juga: Glosarium dalam Buku Thinking Fast and Slow Karya Daniel Kahneman

Gimana, jadi punya khazanah wawasan baru kan?

Oleh: Ryan Prasetia Budiman