Bacaan, Waktu Luang

Glosarium dalam buku Thinking Fast and Slow Karya Daniel Kahneman

Jadipunya.id – Saat membaca buku-buku ‘serius’, seringkali terdapat istilah-istilah yang tidak familiar. Ini juga yang kami dapati saat membaca buku Thinking Fast and Slow karya Daniel Kahneman. Karena itu, berikut kami susun glosarium atau daftar kata dengan penjelasannya.

Baca Juga: Ketahui 3 Konsep Penting dari Buku Thinking Fast and Slow

Buku Thinking Fast and Slow

Bias (Bias): sikap atau penilaian yang tidak beralasan atau tidak dipertimbangkan secara menyeluruh.

Bias Kilas Balik (hindsight bias): kecenderungan untuk menganggap peristiwa masa lalu lebih dapat diprediksi daripada yang sebenarnya.

Dua diri (The two selves): dua cara berbeda untuk melihat pengalaman. Pertama, diri mengalami (the experiencing self) atau yang menjalani hidup. Kedua, diri mengingat (the remembering self), yang mencatat skor dan membuat pilihan.

Dua Tokoh (The two characters): Sistem 1 dan Sistem 2. Sebutan yang dipinjam dari psikolog Stanovich dan West untuk menyebut karakter yang mewakili cara berpikir kita yang “cepat” dan “lambat”.

Ekon (Econ): Makhluk ekonomi. Pelaku ekonomi yang berperilaku secara logis, rasional, dan konsisten.

Efek Disposisi (Disposition effect): ketika seorang investor individual menjual saham dalam portofolionya, ia memiliki kecenderungan lebih besar untuk menjual saham yang nilainya naik sejak pembelian daripada yang turun.

Efek Halo (Halo effect): kecenderungan suka (atau tidak suka) segalanya mengenai sesuatu – termasuk pada hal-hal yang tidak diamati.

Efek Jangkar (Anchor effect): kecenderungan orang untuk terlalu bergantung pada potongan informasi pertama yang ditawarkan saat membuat keputusan.

Efek Kemungkinan (Possibility effect): kita cenderung untuk memberikan bobot tinggi yang tidak rasional pada hasil yang diinginkan tetapi tidak mungkin.

Efek Kepastian (Certainty effect): efek psikologis yang dihasilkan dari pengurangan probabilitas dari pasti menjadi mungkin. Orang pada umumnya menghindari risiko ketika mereka memiliki peluang tinggi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Efek Paparan Belaka (Mere exposure effect): sesuatu yang disajikan lebih sering akan dinilai lebih baik daripada sesuatu yang hanya ditampilkan satu atau dua kali.

Efek Pembingkaian (Framing effect): perubahan psikologis atau perilaku dengan cara bagaimana sebuah masalah dibingkai tanpa mengubah substansi keputusan yang akan dibuat. Misal, menyajikan informasi yang sama dengan format yang berbeda.

Efek Pusaka (Endowment Effect): bias yang terjadi ketika kita menilai terlalu tinggi sesuatu yang kita miliki, terlepas dari nilai pasar obejektinya.

“Flow”: keadaan berkonsentrasi sangat penuh tanpa berusaha, sampai-sampai lupa waktu, lupa diri, lupa keadaan sekitar.

Heuristik (Heuristic): “jalan pintas” kognitif yang digunakan untuk mendapatkan jawaban yang cepat dan mendekati.

Heuristik Afeksi (Affect heuristic): pertimbangan dan keputusan yang langsung dibimbing oleh perasaan suka dan tak suka, tanpa penalaran.

Heuristik Intuitif (Intuitive heuristic): ketika menghadapi pertanyaan sukar, seringkali kita malah menjawab persoalan lain yang lebih mudah, biasanya tanpa menyadari pertanyaannya berganti.

availability heuristic
Heueristik Ketersediaan. Sumber gambar.

Heuristik Ketersediaan (Availability heuristic): kecenderungan untuk berpikir bahwa info atau contoh yang paling mudah diingat oleh kita akan menjadi konteks terbaik untuk prediksi masa depan.

Heuristik Keterwakilan (Representativeness heuristic}: kecenderungan untuk memprediksi bahwa seseorang atau objek termasuk dalam suatu kategori, tidak berdasarkan bukti matematis, tapi pada seberapa banyak orang atau objek tersebut dianggap khas atau ‘mewakili’ kategori tersebut.

Ilusi Validitas (Illusion of validity): Bias kognitif yang menggambarkan kecenderungan kita untuk terlalu percaya diri dalam keakuratan penilaian kita, khususnya dalam interpretasi dan prediksi kita tentang kumpulan data tertentu.

Ilusi Fokus (Focusing illusion): Tidak ada dalam hidup yang sepenting yang kita pikirkan saat kita memikirkannya. Kenapa? Karena kita sedang memikirkannya. Ilusi ini dipakai untuk menjelaskan kenapa kadang kita lebih memperhatikan pikiran kita tentang hidup daripada menjalani hidup itu sendiri.

Intuisi (Intuition): berpikir bahwa kita tahu tanpa mengetahui mengapa kita melakukannya. Intuisi bisa benar atau bisa salah.

Intuisi Pakar (Expert Intuition): penilaian cepat berdasarkan pengalaman. Tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk bisa disebut intuisi pakar: pertama, ada keteraturan di dunia yang dapat diambil dan dipelajari seseorang; kedua, banyak latihan; ketiga, adanya umpan balik langsung.

Manusia (Human): agen ekonomi yang rentan terhadap kesalahan penalaran dan ketidakkonsistenan preferensi.

fourfold pattern buku thinking fast and slow
Pola Empat (Fourfold Pattern)

Pola Empat (Fourfold pattern): kerangka kerja yang membantu kita untuk memahami bagaimana kita mengevaluasi keuntungan dan kerugian prospektif, untuk membuat keptusan kita.

regresi ke rata-rata buku thinking fast and slow
Regresi ke rata-rata. Sumber Gambar.

Regresi ke Rata-rata (Regression to the mean): kecenderungan untuk pencilan statistik. Misal, performa yang sangat baik atau buruk dalam sebuah pertandingan olah raga, diikuti oleh peristiwa yang tidak terlalu ekstrem.

Rekening Mental (Mental accounting): kita cenderung memberikan nilai subjektif pada uang, biasanya dengan cara yang melanggar prinsip ekonomi.

Sesat Pikir Naratif (Narrative fallacy): cerita-cerita masa lalu yang cacat membentuk pandangan kita mengenai dunia dan harapan kita terhadap masa depan.

Sesat Pikir Perencanaan (Planning fallacy): kecenderungan untuk meremehkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, serta biaya dan risiko yang terkait dengan itu, bahkan meski itu bertentangan dengan pengalaman kita.

Sistem 1 (System 1): pendekatan otak yang cepat, otomatis, dan intuitif.

Sistem 2 (System 2): pikiran lebih lambat, mode analitis, akal mendominasi.

Teori Prospek (Prospect theory): model perilaku yang menunjukkan bagaimana orang memutuskan antara alternatif yang melibatkan risiko dan ketidakpastian.

WYSIATI: “What You See Is All There Is”, menjelaskan upaya Sistem 1 untuk membangun cerita meyakinkan dari informasi yang tersedia, tanpa mencari informasi tambahan.

***

Buku Thinking Fast and Slow ini memiliki 624 halaman. Dengan halaman setebal itu, tentunya akan banyak istilah yang harus dipahami. Jika kamu tahu ada istilah yang harus ditambahkan, isi di kolom komentar ya.

Baca Juga: Beberapa ‘Kutipan’ dari Setiap Chapter Buku Thinking Fast and Slow

Gimana, jadi punya khazanah wawasan baru kan?

Oleh: Ryan Prasetia Budiman