Bacaan, Waktu Luang

Puisi Kahlil Gibran Tentang Anak: Anakmu Bukanlah Anakmu

Jadipunya.id – Suatu waktu, Nam Do-san meminta tanda tangan dari seorang pemain baseball terkenal. Pemain baseball tersebut bertanya pada Nam Do-san apa cita-citanya. Ayah Nam Do-san, yang waktu itu menemaninya langsung membisiki Nam Do-san agar dia menjawab, bahwa dia akan menjadi juara olimpiade tingkat dunia.

Nam Do-san mungkin memiliki kemampuan untuk menjadi juara olimpiade. Tapi, tampaknya ayahnya tidak tahu bahwa itu bukanlah cita-cita yang diinginkan oleh anaknya. Keinginan ayahnya tersebut malah menjadi tekanan. Sejak saat itu, kehidupan Nam Do-san dibayangi oleh mimpi sukses ayahnya.

Lalu, apa hubungan Nam Do-san dengan puisi Kahlil Gibran? Jika orang tua Nam Do-san pernah membaca dan menghayati puisi Kahlil Gibran tentang anak, mungkin kehidupan remaja Nam Do-san tidak akan terlalu tertekan.

Kahlil Gibran, dalam bukunya The Prophet yang diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono menjadi Almustafa, menulis esai puitis tentang kehidupan. Salah satunya membahas tentang peranan orang tua yang seharusnya ‘menyiapkan’ masa depan anak, bukan ‘memaksakan’.

Esai puitis ini terbit pertama kali pada 1923. Telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Puisinya tentang anak menjadi salah satu yang paling banyak dibaca dan dikutip.

Puisi Kahlil Gibran tentang Anak, dalam Almustafa

Dan, perempuan yang memeluk bayi di dadanya berkata, bicaralah tentang anak-anak.
Dan, katanya:
Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka adalah putra putri kerinduan kehidupan terhadap dirinya sendiri.
Mereka terlahir lewat dirimu, tetapi tidak berasal dari dirimu.
Dan, meskipun mereka bersamamu, mereka bukan milikmu.

...

Kau boleh memberi mereka cintamu, tetapi bukan pikiranmu.
Sebab, mereka memiliki pikiran sendiri.
Kau bisa memelihara tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka.
Sebab, jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu.
Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, tetapi jangan menjadikan mereka seperti kamu.
Sebab, kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin.

...

Kau adalah busur yang meluncurkan anak-anakmu sebagai panah hidup.
Pemanah mengetahui sasaran di jalan yang tidak terhingga, dan Ia melengkungkanmu sekuat tenaga-Nya agar anak panah melesat cepat dan jauh.
Biarlah tubuhmu yang melengkung di tangannya merupakan kegembiraan.
Sebab, seperti cinta-Nya terhadap anak panah yang melesat, Ia pun mencintai busur yang kuat.

(hal. 18-19)

Baca juga: Puisi Kahlil Gibran Tentang Kerja, Cinta yang Kasat Mata

***

Judul: Almustafa
(diterjemahkan dari The Prophet)
Penulis: Kahlil Gibran
Penerjemah: Sapardi Djoko Damono
Halaman: viii + 120 hlm.; 18 cm
Penerbit: PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2017

buku almustafa berisi puisi kahlil gibran tentang anak

Kau adalah busur yang meluncurkan anak-anakmu sebagai panah hidup.”

Baca juga: “If-“ dan “The Thousandth Man”, Puisi Rudyard Kipling Paling Favorit

Gimana, jadi punya khazanah wawasan baru kan?

Oleh: Ryan Prasetia Budiman